Menulis buku populer sangat berbeda jika dibandingkan dengan menulis buku-buku formal seperti misalnya buku pelajaran, buku undang-undang, buku peraturan pemerintah, buku pedoman/petunjuk, buku ensiklopedia, buku karya ilmiah, skripsi, tesis atau buku-buku serius lainnya. Buku-buku tersebut umumnya memakai tata bahasa dan sistematika penulisan yang baku, desain sampul sederhana dan terkesan kaku, isinya tidak mudah dicerna sehingga kurang menarik untuk dibaca. Berbeda halnya dengan buku-buku populer yang biasanya menggunakan gaya penulisan yang bebas, tata bahasa yang tidak baku, menggunakan bahasa percakapan (dialog), desain sampulnya menarik, isinya ringan dibaca dan mudah di cerna sehingga diminati untuk dibaca.
Modal utama dalam menulis adalah membaca. Kebiasaaan membaca akan memudahkan kita dalam menemukan ide atau gagasan. Membaca dapat membuat otak kita dipenuhi berbagai pengetahuan yang bisa dijadikan modal utama dalam mengungkapkan kata dan kalimat dalam tulisan kita. Oleh sebab itu, hampir semua penulis ketika ditanya apa yang menjadi kunci atau rahasia mereka dalam melahirkan banyak karya, hampir dipastikan semuanya menjawab dengan “membaca”.
Daud Pamungkas dalam bukunya “Membaca Meretas Jalan Meraih Sukses (2007)” mengungkapkan teknik membaca efektif sebagai salah satu modal utama dalam menulis. Menurut Daud, kemampuan membaca secara cepat erat kaitannya dengan membaca efektif. Artinya, dalam membaca suatu tulisan sebaiknya harus selektif dan tidak asal baca. Ketika kita membaca sesuatu maka kita harus mampu memahami dan memaknai hakekat membaca itu sendiri.
Membaca efektif yaitu dengan cara membaca langsung ke informasi yang diperlukan, bukan dengan cara membaca semua tulisan yang ada dalam buku. Kita harus pandai-pandai memilih dan memilah bahan bacaaan yang kita perlukan. Hal ini dapat memangkas waktu kita dalam menemukan informasi yang diperlukan. Kalau informasi yang akan dibaca sudah ada di buku lain, buat apa dibaca lagi, hanya akan menghabiskan waktu dan energi. Dengan kata lain, pada setiap buku baru yang kita baca, hanya unsur atau informasi baru saja yang wajib dibaca, sedangkan informasi yang lain sebaiknya di abaikan saja.
Saya sendiri suka membaca. Ketika ada waktu luang untuk membaca surat kabar, biasanya saya membaca head line terlebih dahulu. Jika menarik, saya akan teruskan membacanya sampai tuntas. Jika tidak, saya akan mencari berbagai berita terbaru yang berhubungan dengan dunia bisnis, pendidikan, politik, ekonomi, seni, budaya atau berita-berita ringan lainnya seperti berita kriminal, film, dunia infotainmen (hiburan) dan lain sebagainya. Pada bagian akhir saya mulai membaca hal-hal yang cukup serius seperti Surat Pembaca dan berbagai artikel yang saya minati.
Jika waktu saya sempit dan memerlukan bahan bacaaan untuk tulisan saya, biasanya saya akan memanfaatkan teknik membaca efektif seperti yang dikemukakan Daud diatas. Saya akan mengumpulkan berbagai sumber bahan bacaaan terlebih dahulu, mulai dari koran, majalah dan buku-buku yang berhubungan dengan tulisan saya. Kemudian saya akan langsung mencari topik yang berhubungan dengan tulisan saya sambil mencatat dibuku kecil. Kalau perlu saya juga akan menggunting berbagai artikel penting yang ada di majalah atau koran untuk saya satukan dengan bahan tulisan lainnya. Jika data tersebut masih kurang, saya akan pergi ke warnet untuk hunting dan surfing di dunia maya. Nah, ketika semua data sudah terkumpul, lega rasanya. Saya merasa tulisan saya pasti akan selesai, karena bahan baku sudah tersedia. Saya tinggal meraciknya menjadi tulisan yang menarik dan enak dibaca.
Teknik Menulis Cepat
Setiap orang memiliki cara dan gaya tersendiri dalam menulis. Kita bisa belajar dari siapa saja untuk mengetahui dan belajar bagaimana cara menjadi seorang penulis yang handal. Kebanyakan orang yang bekerja umumnya mempunyai kendala tidak ada waktu untuk menulis. Padahal kalau mau disiasati, kapanpun kita mempunyai kesempatan untuk menulis. Oleh sebab itu, ada baiknya kita belajar dari Yulius Haflan, seorang karyawan di sebuah instansi pemerintah yang sangat sibuk namun ternyata masih mampu meluangkan waktunya untuk menulis. Ia sering ditugaskan oleh atasannya untuk membuatkan Keynote Speech untuk seorang Menteri. Tugas ini biasanya tidak hanya satu, bisa dua, tiga bahkan lebih dalam satu hari, padahal dia harus mengerjakan pekerjaan lainnya yang tidak kalah pentingnya.
Langkah berikut ini merupakan pengalaman pribadi Yulius Haflan dalam menulis cepat yang mungkin bisa kita terapkan, yaitu :
1. Tentukan Tema Tulisan.
Ini langkah yang penting. Kalau sejak awal kita tidak bisa menentukan tema yang akan ditulis, maka sangat sulit untuk memulai. Cara mengatasinya sebenarnya banyak, misalnya dengan menggunakan Bank Tema. Maksudnya ? Ya, semacam kumpulan tema-tema yang kita simpan, entah di laptop kita, di buku notes kita, atau hanya di selembar kertas kecil saja. Cara ini sangat efektif dipakai untuk mengumpulkan ide-ide yang muncul secara tiba-tiba di otak, atau ketika melihat sesuatu yang menarik untuk diangkat sebagai tulisan. Ide-ide atau hal-hal menarik itu secepatnya kita catat. Maka jadilah Bank Tema. So, kita tidak akan kehabisan tema. Cukup dengan melihat catatan Bank Tema kita, tentukan yang mana, terus langsung deh kita menulis.
2. Manfaatkan Internet.
Internet itu ibarat samudra informasi yang sangat luas. Data macam apapun bisa didapatkan, asalkan tahu caranya. Memanfaatkan search engine sangat membantu pencarian data atau informasi yang kita butuhkan dan sangat cepat hasilnya. Namun kelemahannya, seringkali temuan datanya tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, bahkan terlalu umum dan sangat banyak. Kondisi ini tentu membutuhkan waktu, padahal kita tidak memiliki banyak waktu. Untuk itu disarankan untuk menggunakan situs-situs yang lebih tepat sasaran seperti http://www.wikipedia.org/ atau wikipedia versi Indonesia di http://id.wikipedia.org/. Jangan lupa juga Anda menyiapkan sejak awal situs-situs yang Anda anggap cukup bisa diandalkan untuk tema-tema tertentu. Misalnya, bila kita ingin menulis tentang pendidikan, sejak awal kita cari situs-situs pendidikan yang sudah kita tentukan sebelumnya, sehingga tidak perlu lagi susah-susah mencari di search engine. Jadi kita bisa lebih menghemat waktu untuk menulis.
3. Bermainlah dengan Copy Paste.
Inilah kuncinya menulis cepat. Mungkin sebagian dari kita berpendapat kalau teknik ini mengandung unsur plagiat dan merusak seni menulis. Saya sangat setuju dengan pendapat itu. Teknik ini memang cenderung mendorong orang untuk melakukan plagiat tulisan. Namun mengambil atau mengutip tulisan pihak lain bukanlah suatu kejahatan. Bahkan dalam jurnal-jurnal ilmiah, teknik mengutip sangat dianjurkan. Kuncinya adalah selalu dengan jujur dan terbuka mencantumkan sumber yang kita kutip atau kita ambil. Dengan begitu tulisan kita tidak akan dicap plagiat. Namun dalam suatu tulisan, jangan sering-sering melakukan teknik Copy Paste karena tulisan Anda cenderung tidak akan orisinil. Copy Paste seperlunya dan kembangkan gaya penulisan sendiri.
4. Selalu Cek dan Ricek.
Menulis dengan cepat seringkali memiliki tingkat kesalahan yang tinggi ketimbang dengan menulis normal. Maka apabila tulisan kita sudah selesai, cek kembali apa yang telah kita tulis. Minimal dua kali. Teknisnya begini, untuk pemeriksaan pertama, cek spelling tulisan kita, apakah ada yang salah ketik, salah eja atau penulisan kata asing yang ngawur, tanda baca yang kurang atau salah, bahkan beberapa kata yang hilang tiba-tiba karena saking cepatnya pikiran kita memproduksi tulisan sehingga ada miss satu dua kata. Lalu setelah tuntas, pemeriksaan kedua, cek tulisan kita apakah cukup nyambung antar kalimat dan antar alinea atau tidak, jangan lupa cek judulnya, apakah cukup nyambung dengan tulisan dibawahnya atau tidak.